Senin, 09 Januari 2012

tentang raditya dika

tadi kan yang aku ulas itu tentang karya karya seorang raditya dika,tapi mau tau dong siapa sih raditya dika itu ?*bertanya*,oke cekidot tentang kak radith 

Nama lahir Raditya Dika
Lahir 28 Desember 1984 (umur 27)
Jakarta, Indonesia
Pekerjaan Penulis, Pemeran
Tahun aktif 2005 - sekarang





Radith mengawali keinginan untuk membukukan catatan hariannya di blog pribadinya saat ia memenangi Indonesian Blog Award. Radith juga pernah meraih Penghargaan bertajuk The Online Inspiring Award 2009 dari Indosat.Dari pengalaman itu, ia mencetak tulisan-tulisannya di blog kemudian ia menawarkannya ke beberapa penerbit untuk dicetak sebagai buku. Awalnya banyak yang menolak, tapi kemudian ketika ia ke Gagasmedia, sebuah penerbit buku, naskah itu diterima, meski harus presentasi dahulu.

Radit sukses menjadi penulis dengan keluar dari arus utama (mainstream).Ia tampil dengan genre baru yang segar.Yang membuat ia berbeda dari penulis lain adalah ide nama binatang yang selalu ia pakai dalam setap bukunya. Dari buku pertama hingga terbaru, semua judulnya mengandung nama binatang.Bagi Radith, ini adalah selling point-nya.

Menurutnya, sebagai penulis tetap harus memiliki inovasi. Sebenarnya, pada bulan-bulan pertama, buku pertamanya tidak terlalu laku. Ini, menurut Radith, adalah risiko masuk dalam genre baru.Radith kemudian gencar berpromosi di blog yang ia kelola.Selain itu ia juga gencar promosi dari mulut ke mulut (word of mouth).Radith meminta pembacanya untuk berfoto dengan buku pertamanya itu kemudian dikirim ke Radith.Jadilah ini sebuah strategi pemasaran yang bisa mengelola pembaca sebagai target pasarnya.Menurut Radith, dalam menulis, tidak serta-merta setelah buku terbit, urusan selesai.Kemudian, pemasaran diserahkan kepada penerbit.

Sebaliknya, penulis seharusnya juga menjadi pemasar bagi bukunya sendiri karena sebenarnya penulis juga seniman.Penulis yang kreatif akan menjadikan bukunya sebagai produk yang baginya harus bisa laku di pasaran.Meskipun pada dasarnya buku adalah bukan barang komersial, tetapi memandang buku sebagai sebuah produk berilmu yang pelu dipasarkan adalah sebuah hal yang perlu dilakukan saat ini.


Menjadi penulis sukses bukan berarti tidak ada hambatan.Menurut Radith, hambatan bukan hanya dari industri buku, melainkan juga dari hal-hal yang sifatnya diagonal.Artinya, lawan dari industri buku bisa jadi bukan industri buku lain tapi industri lain yang sebenarnya tidak berhubungan sama sekali seperti hiburan (entertainment), makanan, dan lain-lain. Sebagai contoh, bila ada anak muda memiliki uang 50.000 rupiah, belum tentu ia akan membelanjakannya untuk buku.Bisa jadi uang itu digunakan untuk menonton film di bioskop atau membeli makanan cepat saji. Dan yang jelas, buku bukan pilihan utama.

Bagi Radith hal ini memang sudah lazim.Yang perlu dilakukan adalah terus berkreasi dan bertindak kreatif.Baginya, kompetisi yang ada adalah kunci untuk berinovasi.Tekanan kompetitor bisa menjadi motivasi untuk terus memberikan ide-ide baru dan menggali kemampuan.

Radith kini meneruskan studinya di program ekstensi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Indonesia.Selain itu, kini ia berkarier di penerbit buku Bukune.Radith bertindak sebagai direktur juga sebagai direktur dan pemimpin redaksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar